Posted by : Fatur Suryo Pratama Kamis, 02 Agustus 2012

Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan

membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah

ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna

sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan

terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong

mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.



Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang

anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan

saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi

nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata :

"Makanlah nak, aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA



Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan

waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu

berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan

bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan

yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu,

ibu duduk disamping gw dan memakan sisa daging ikan yang masih

menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku

makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu

menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan

cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan

ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA



Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan

kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api

untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang

untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun

dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan

dengan gigihnya melanjutkan pekerjaanny menempel kotak korek api. Aku

berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus

kerja." Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak

capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA


Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku

pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari,

ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama

beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah

selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah

disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental

tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.

Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk

ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata :"Minumlah nak, aku tidak

haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT



Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap

sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu,

dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita

pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat

kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati

yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar

maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat

kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk

menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan

nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta"

----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA



Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan

bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak

mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit

sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang

bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu

memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang

tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya

punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM


Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian

memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika

berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja

di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud

membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik

hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku

tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH



Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker

lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di

seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk

ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya

setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku

dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya

terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas

betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat

lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air

mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti

ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "Jangan menangis anakku,Aku

tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.


Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta

menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.



Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa

tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! "

Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon

ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita

untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita

yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk

meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah

dan ibu yang ada di rumah.

Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan

pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas

apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di

samping kita.

Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita?

Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita

sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita

renungkan kembali lagi..

Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu

kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di

kemudian hari. Semoga Bermanfaat!!

SUMBER

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. eboyy. ikut juga di blog gue ye. udah gue ikutin tuh blog lu

    BalasHapus

Welcome to My Blog

Popular Post

Blogger templates

Welcome To My Blog, don't forget to follow this blog
Fatur Suryo Pratama. Diberdayakan oleh Blogger.

Berita Nasional

Find Us On Facebook

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Buku Tamu

Featured Video

Gabung Nyuk...!

Video Of Day

About Me

Foto Saya
Fatur Suryo Pratama
i like number 13 :)
Lihat profil lengkapku

Pengikut

Powered By Blogger

Milanisti Indonesia

Milanisti Indonesia

Translate

Sponsor

Flickr Images

Blogger templates

free counters

ojel88

- Copyright © FaturSP -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -